Kata-kata perubahan tidak asing terdengar bagi mahasiswa, ketika mata mereka melihat suatu kejanggalan maka mereka menuntut adanya perubahan, ya perubahan untuk menjadi lebih baik.
Namun apakah semua mahasiswa ? Jawabanya tidak..
Mungkin hanya sebagian, separuh, setiga per empat atau se-se lainya dan yang pasti tidak semua mahasiswa. Dimana sebagian mahasiswa lainnya ? Mereka ada namun mereka berada di tempat yang disebut dengan “zona nyaman”.
Setiap tindakan memiliki alasan, pernah kita mencoba untuk mengetahui alasan mahasiswa yang berada di “zona nyaman”. Mereka menganggap diskusi, seminar, aksi, debat, dan kawan-kawan lainnya tidak penting. Lho kok gitu, ya jelas bagi mereka ini tidak penting, jika hal ini penting mereka pasti akan ikut tergabung di dalamnya.
Namun di sisi lain sebagian mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change, mereka juga senang berada di “zona nyaman”. Bagi mereka diskusi, seminar, aksi, debat dan kawan-kawan lainnya begitu penting untuk melakukan perubahan. Bagi mereka itu adalah dunia mereka dan mereka ”nyaman” melakukannya. Apakah mereka pernah berfikir bahwa itu juga membuat cap dunia sendiri bagi mereka ?
Sebuah keadaan yang membingungkan, ketika mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change, berpendirian kaku bahwa kontribusi untuk melakukan perubahan dilakukan dengan model diskusi, seminar, aksi, debat dan lainnya. Ini bukan tahun 40-an atau 60-an lagi bung, zaman ini media komunikasi sudah mudah didapatkan. Kenapa mereka tidak berfikir untuk mengubah gaya mereka ? Ikutilah perubahan zaman, bukan berubah secara menyeluruh namun gunakanlah media komunikasi yang sesuai zaman.
Lho kok main ubah-ubah aja, emang dengan berubah esensi dari pergerakan bisa tetap ada ? Wahai kawan kita ini masyarakat sosial, kita saling membutuhkan satu sama lain. Pertanyaan bagi kalian apakah sudah merasa kuat untuk melakukan pergerakan dengan orang-orang kalian sendiri ? Jika ya, lupakanlah semua yang kalian baca di atas, namun jika tidak mari kita berfikir bersama untuk lebih dinamis lagi pergerakan yang kita lakukan. Berfikirlah positif, dengan pergerakan yang lebih dinamis kita ajak kawan kita yang senang berada di “zona nyaman” pertama untuk masuk ke “zona nyaman” kedua dan mari bersama kita melakukan pergerakan.
Yakinlah setiap orang memiliki hati nurani dan hati nurani ini yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
Mungkin hanya sebagian, separuh, setiga per empat atau se-se lainya dan yang pasti tidak semua mahasiswa. Dimana sebagian mahasiswa lainnya ? Mereka ada namun mereka berada di tempat yang disebut dengan “zona nyaman”.
Setiap tindakan memiliki alasan, pernah kita mencoba untuk mengetahui alasan mahasiswa yang berada di “zona nyaman”. Mereka menganggap diskusi, seminar, aksi, debat, dan kawan-kawan lainnya tidak penting. Lho kok gitu, ya jelas bagi mereka ini tidak penting, jika hal ini penting mereka pasti akan ikut tergabung di dalamnya.
Namun di sisi lain sebagian mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change, mereka juga senang berada di “zona nyaman”. Bagi mereka diskusi, seminar, aksi, debat dan kawan-kawan lainnya begitu penting untuk melakukan perubahan. Bagi mereka itu adalah dunia mereka dan mereka ”nyaman” melakukannya. Apakah mereka pernah berfikir bahwa itu juga membuat cap dunia sendiri bagi mereka ?
Sebuah keadaan yang membingungkan, ketika mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change, berpendirian kaku bahwa kontribusi untuk melakukan perubahan dilakukan dengan model diskusi, seminar, aksi, debat dan lainnya. Ini bukan tahun 40-an atau 60-an lagi bung, zaman ini media komunikasi sudah mudah didapatkan. Kenapa mereka tidak berfikir untuk mengubah gaya mereka ? Ikutilah perubahan zaman, bukan berubah secara menyeluruh namun gunakanlah media komunikasi yang sesuai zaman.
Lho kok main ubah-ubah aja, emang dengan berubah esensi dari pergerakan bisa tetap ada ? Wahai kawan kita ini masyarakat sosial, kita saling membutuhkan satu sama lain. Pertanyaan bagi kalian apakah sudah merasa kuat untuk melakukan pergerakan dengan orang-orang kalian sendiri ? Jika ya, lupakanlah semua yang kalian baca di atas, namun jika tidak mari kita berfikir bersama untuk lebih dinamis lagi pergerakan yang kita lakukan. Berfikirlah positif, dengan pergerakan yang lebih dinamis kita ajak kawan kita yang senang berada di “zona nyaman” pertama untuk masuk ke “zona nyaman” kedua dan mari bersama kita melakukan pergerakan.
Yakinlah setiap orang memiliki hati nurani dan hati nurani ini yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
0 comments:
Posting Komentar